AKTUALITA.CO.ID – Adanya pengaduan terkait hasil pekerjaan rekonstruksi Jalan Tunggilis – Bondol, anggota DPRD Kabupaten Bogor Achmad Fathoni angkat bicara. Fathoni yang merupakan politisi PKS tersebut mengatakan pihaknya akan melaporkan terkait pekerjaan yang tidak sesuai spek tersebut.
“Apa yang dilaporkan terkait pekerjaan yang tidak sesuai spek dan ketentuan akan segera saya teruskan ke UPT dan dinas,” kata Fathoni, Senin (13/11/23).
Sebelumnya, bukan hanya retak dan patah saja yang terlihat secara kasat mata. Pemasangan besi dowel untuk sambungan pada Jalan Tunggilis – Bondol pun sudah berserakan karena pemborong tidak menggunakan bekisting saat pemasangan besi dowel. Terlihat, batas untuk sambungan yang seharusnya ditahan oleh bekisting dan dipasng besi dowel, justeru hanya dibiarkan begitu saja, bahkan kondisi besi malah lepas dari betonnya.
Salah satu pekerja, Udin (bukan nama sebenarnya ) mengaku tidak mengerti cara pemasangan besi untuk sambungan harus pake bekisting. Karena memang tidak ada pemberitahuan, juga tidak ada larangan, baik dari mandor maupun dari pihak lain.
“ Saya gak tau, siapa konsultan dan siapa orang PU. Yang saya tahu, saya kerja disini suruh begini itu aja,” tutur Udin kepada Jurnal Bogor.
Udin yang juga masih dibawah umur mengatakan, dia diajak bekerja tetangga dan sodaranya. Dia sendiri, hanyalah anak putus sekolah yang tinggal di perkampungan, “ Saya tinggal di Leuwicatang, putus sekolah umur saya masih 16 tahun belum punya KTP,” tambah Udin.
Sementara, salah satu warga sekitar Wawan mengatakan dirinya sangat menyayangkan dengan hasil pekerjaan yang dilakukan oleh pemborong. Wawan yang juga pernah terjun ke dunia konstruksi menyebut kualitas pekerjaan betonisasi jalan Tunggilis – Bondol perlu perhatian khusus dari dinas terkait.
“ Saya terkejut ya, saat melihat cor sambungan dipasang besi dowel tanpa bekisting. Jelas itu akan membuat sambungan tidak sempurna bahkan akan berdampak patah pada beton,” kata Wawan, Selasa (7/11/23).
Bisa dilihat sendiri, sambung Wawan, banyak sekali beton yang patah dan retak sampai kedasar itu bukan tanpa sebab, dan untuk perbaikannya pun tidak bisa memakai sealant. Karena keretakan beton tersbut hampir 1 cm.
“ Retaknya sudah sangat lebar bahkan sampai kebawah, mungkin harus pakai sikandur untuk menutup area yang retak sampai kebawah itu. Jika hanya pakai sealant untuk aspal, gak nyampe 3 bulan saat dilintasi kendaraan beton itu akan melebar retaknya, karena tidak ada perekat antara satu sama lain,” jelasnya.
Mirisnya lagi, tambah Wawan, saat dirinya berbincang- dengan pekerja ternyata ada anak dibawah umur yang dipekerjakan, ini sudah sangat keterlaluan sekali sebetulnya. Jadi, jangankan ahli di bidangnya, dia bekerja saja mungkin harus mendapatkan arahan.
“ Saya berharap ada dinas terkait yang lebih tinggi atau perwakilan dewan untuk mengkroscek langsung lokasi pekerjaan Tunggilis – Bondol. Karena dengan kondisi sekarang, sudah pasti peran konsultan pengawas dan pengamat dari UPT Jalan dan Jembatan bisa dibilang tidak bekerja,” tukasnya.
Saat dikonfirmasi via pesan singkat Whatsapp terkait kondisi pekerjaan dan adanya pekerja dibawah umur, baik Atam sebagai pengamat UPT Jalan dan Jembatan Cileungsi dan Damanik sebagai pelaksana tidak memberikan tanggapan apapun.
Untuk diketahui, rekonstruksi Jalan Tunggilis – Bondol Kecamatan Cileungsi dikerjakan oleh CV Cipta Widya Dharma dan PT Angelia Oerip Mandiri sebagai Konsultan Pengawas dengan memakan anggaran sebesar Rp 1,4 miliar dengan waktu pelaksanaan 120 hari kerja.
** Nay Nurain