Aktualita.co.id – Dalam rangka memperingati Bulan Lingkungan Hidup Sedunia 2025, Prasarana Pamunah Limbah Industri (PPLI) menggelar kegiatan bertajuk “Ngopling” (Ngobrol Peduli Lingkungan) bersama rekan-rekan media. Acara yang berlangsung di Waroeng Kopi Klotok, Cisarua, Kabupaten Bogor ini mengusung tema “Menahan Hulu, Menyelamatkan Hilir dari 0 KM Ciliwung untuk Masa Depan”.
Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Humas PPLI Lukman. Ia menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menggugah kesadaran bersama dalam menjaga kelestarian lingkungan, khususnya di aliran Sungai Ciliwung yang kerap menjadi sumber banjir di wilayah Jakarta.
“Ciliwung harus diperhatikan sejak dari titik nolnya. Kita tahu bahwa banjir yang kerap terjadi di Jakarta banyak berasal dari aliran deras Sungai Ciliwung. Oleh karena itu, perlu ada perhatian serius sejak dari hulu,” ujar Lukman.
PPLI sendiri, lanjutnya, telah rutin melakukan berbagai aksi pelestarian lingkungan seperti penanaman pohon, tidak hanya di kawasan Telaga Saat sebagai hulu Ciliwung, tetapi juga di daerah lain di luar Bogor.
Pada kesempatan yang sama, Manager Humas PPLI Arum Tri Pusposari mengungkapkan bahwa pemilihan Telaga Saat sebagai lokasi kegiatan merupakan langkah strategis untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan pasokan air bersih.
“Kami memilih Telaga Saat karena kawasan ini merupakan titik 0 KM Sungai Ciliwung yang sangat penting dalam menjaga kualitas lingkungan, cadangan air, dan keanekaragaman hayati. Aksi nyata seperti ini sejalan dengan semangat Hari Lingkungan Hidup Sedunia, bahwa menjaga hulu berarti menyelamatkan hilir,” jelasnya.
Ia juga menambahkan, kegiatan tidak berhenti di Bogor. PPLI akan melanjutkan aksi penanaman pohon di wilayah hilir, yakni Condet, Jakarta Timur, pada 19 Juni 2025 mendatang sebagai bagian dari komitmen menjaga Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung.
Sementara itu, Yusuf Firdaus selaku Manager Technical Support PPLI menyoroti pentingnya identifikasi permasalahan di sepanjang aliran sungai secara spesifik.
“Permasalahan di sungai tidak bisa digeneralisasi. Setiap segmen punya kondisi berbeda, bisa dari sedimentasi, kualitas DAS, hingga kerusakan hutan. Kita perlu menanganinya secara bertahap dan spesifik,” ungkap Yusuf.
Ia juga menegaskan bahwa PPLI tidak memiliki kewenangan langsung atas pengelolaan DAS, karena itu merupakan tanggung jawab pemerintah. Namun, PPLI tetap berkontribusi melalui kegiatan seperti penanaman pohon dan pelepasan ikan di sekitar wilayah DAS.
‘Kami tetap berupaya berkontribusi dalam kapasitas yang kami miliki tanpa melanggar kewenangan. Penanaman pohon di Condet adalah bagian dari upaya kami dalam menjaga ekosistem sungai dari hulu ke hilir,” tutupnya.









