AKTUALITA.CO.ID – Rebahan tak selamanya berkonotasi negatif. Ketika tubuh merasa sangat lelah setelah bekerja sepanjang waktu dibutuhkan rileks atau melakukan sekadar rebahan saja.
“Sebagai manusia, kita tidak didesain untuk selalu sibuk atau agar otak kita bekerja 24 jam sehari,” kata pendiri komunitas The Happiness Club, Julie Leonard di laman Hello dikutip dari RMOL, Jumat (18/8/2023).
Menurut Leonard, tidak melakukan apa pun diibaratkan sebagai sebuah obat yang dibutuhkan tubuh. Ia menerangkan, tubuh membutuhkan waktu untuk melakukan dekompresi dan memproses semua hal yang terjadi dalam hidup.
Adapun istirahat, bisa menjadi solusi terbaik untuk merilis stres yang menumpuk akibat bekerja.
“Jadi jangan anggap tidak melakukan apa-apa sebagai kemalasan, itu adalah sebuah kebutuhan. Itu menjadi momen bagi Anda untuk mengatur ulang kembali tubuh ke tingkat yang lebih sehat,” jelas dia.
Psikoterapis dan pendiri Luxe Psychology Practice, Jade Thomas, setuju dengan hal tersebut. Menurut dia, rebahan dan tidak melakukan apa-apa saat akhir pekan atau selepas bekerja memberikan waktu bagi otak untuk me-refresh.
“Hal ini pada akhirnya membantu Anda untuk mengatur emosi dan mempertahankan kemampuan untuk fokus. Ini juga dapat meningkatkan kreativitas dan membantu Anda membuat keputusan yang lebih baik,” kata Thomas.
Thomas menambahkan, terlalu sibuk juga membuat tubuh kewalahan sehingga memicu stres. Jika terus berlanjut dalam jangka panjang, kesibukan dapat menyebabkan kelelahan dan stres kronis yang dapat berdampak pada kesehatan mental dan kesehatan fisik seseorang.
Pakar pengobatan Cina, Katie Brindle, mengungkap bahwa kesibukan yang tiada henti berdampak pada pikiran dan tubuh. Kelelahan akibat terlalu sibuk itu nyata, dan kelelahan fisik serta mental dapat membuat seseorang merasa stres dan cemas. “Kita bisa melihat dampak kesehatan dari terlalu sibuk pada kulit kita, sendi-sendi yang terasa sakit, rambut yang menipis, dan siklus menstruasi yang terganggu,” kata Brindle.
Kesibukan yang terus-menerus, alih-alih membuat seseorang mencapai lebih banyak hal, justru dapat memicu penuaan dini, memperlambat produktivitas, menghambat kreativitas, hingga depresi.
Lalu, bagaimana cara meluangkan waktu untuk tidak melakukan apa-apa? Penulis buku “Toolkit for Happiness” Dr Emma Hepburn menyarankan untuk membuat perencanaan waktu istirahat. Misalnya dengan menjadwalkan waktu untuk istirahat makan siang, waktu istirahat seusai bekerja, hingga rencana jangka panjang dengan memanfaatkan semua jatah cuti tahunan.
“Rencana itu dibuat bukan sebagai penghargaan setelah bekerja, tapi sebagai kebutuhan dan keseimbangan dalam hidup. Jadi Anda tidak perlu merasa harus bekerja terlalu keras dulu untuk bisa beristirahat,” kata Hepburn.
** yev