AKTUALITA.CO.ID – Air ludah yang kerap digunakan pasangan saat berhubungan badan tak dianjurkan. Umumnya ludah dipakai sebagai pelumas saat sebelum atau selama bercinta. Namun sejumlah ahli mengingatkan bahayanya.
Dilansir dari RMOL, Selasa (30/5/2023), ludah dapat meningkatkan risiko menularkan atau menerima infeksi menular seksual (IMS). Setiap IMS di tenggorokan atau mulut dapat ditularkan ke alat kelamin melalui air ludah tersebut.
Bahkan ulasan studi Sexual and Reproductive Health Matters pada tahun 2022 menyarankan penggunaan pelumas untuk menghindari infeksi seperti herpes, gonore, klamidia, HPV, sifilis, dan trikomoniasis.
Infeksi herpes genital dapat ditularkan melalui kontak dengan air ludah atau kulit di area mulut seseorang dengan infeksi herpes oral. Jika seseorang atau pasangannya memiliki lesi herpes aktif dan kemudian mereka menggunakan air ludah untuk melumasi saat berhubungan seks, mereka dapat menularkan herpes genital.
Masalah lainnya, air ludah mengandung bakteri dan enzim yang membantu memecah makanan. Saat Anda memasukkan bakteri dan enzim ini ke dalam vagina, ini dapat mengganggu mikrobioma vagina. Ini dapat membuat Anda berisiko terkena infeksi jamur atau vaginosis bakteri. Menurut buletin yang diterbitkan pada tahun 2020 di jurnal Obstetrics and Gynecology, air liur terkadang dapat memicu proses peradangan di vagina, yang menyebabkan rasa gatal dan perih.
Pakar kesehatan mengatakan, terjadi peningkatan penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamur dan bakteri pada saluran reproduksi wanita dan sumber utamanya dikatakan air liur. Bukti menunjukkan, mereka yang menggunakan air ludah sebagai pelumas selama hubungan seksual menyebabkan infeksi yang memicu keluarnya kotoran serta bau tak sedap dari vagina.
Seorang ginekolog dari Rumah Sakit Aga Khan, Jane Muzo, mengatakan saat Anda mengambil air liur dan memasukkannya ke dalam vagina wanita, Anda memindahkan bakteri yang terdapat di dalam mulut dan membawanya ke dalam vagina.
“Ingat bahwa mereka adalah jenis bakteri yang berbeda, sehingga mereka tidak dapat hidup bersama, hal ini menimbulkan konflik dan menyebabkan bakteri yang berkunjung atau menetap melemah,” ujar Jane.
Jika orang tersebut memiliki bau mulut, hal itu dapat menyebabkan keluarnya cairan yang berbau tidak sedap. Menurut dr Nathanael Mtinangi dari Rumah Sakit Muhimbili menjelaskan, tindakan menggunakan ludah selama hubungan seksual tidak disarankan dan secara ilmiah tidak dapat diterima.
Ia mengatakan, mulut manusia terdiri atas ratusan bakteri oral mikro flora yang ramah terhadap kesehatan mulut, namun berbahaya jika bersentuhan dengan vagina. Begitu pula dalam sistem reproduksi wanita terdapat jenis bakteri lactobuciluss dan juga candida albicans yang ramah terhadap sistem reproduksi wanita, tetapi ilmu pengetahuan mengatakan bahwa ini berbahaya jika masuk ke dalam mulut.
**