AKTUALITA.CO.ID – Karolinska Institutet Swedia melakukan penelitian terhadap para pekerja. Hasilnya, job insecurity berbahaya terhadap kesehatan mental karena dapat menimbulkan stres dan kecemasan. Job insecurity diartikan sebagai ketidakamanan dalam pekerjaan, bisa berupa kontrak kerja yang pendek, gaji rendah, hingga terlalu lama menganggur.
Pada saat job insecurity meningkat di banyak negara, Karolinska Institutet mencatat berdasarkan data registrasi dari lebih dari 250 ribu pekerja Swedia yang berusia antara 20 dan 55 tahun, yang dikumpulkan antara 2005 dan 2017.
Mereka semua pernah mengalami kondisi kerja yang tidak aman, sebelum akhirnya mendapatkan kondisi kerja yang lebih stabil. Diterbitkan dalam Journal of Epidemiology and Community Health, temuan para peneliti menunjukkan bahwa ketidakamanan kerja bahkan dapat meningkatkan risiko kematian dini.
“Ini adalah penelitian pertama yang menunjukkan bahwa perubahan pekerjaan yang tidak menentu ke pekerjaan yang aman, dapat mengurangi risiko kematian. Ini sama saja dengan mengatakan bahwa risiko kematian dini akan lebih tinggi jika seseorang tetap bekerja tanpa kontrak kerja yang aman,” kata Theo Bodin, asisten profesor di Institute of Environmental Medicine Karolinska Institutet di laman Malay Mail dikutip dari RMOL, Selasa (12/9/2023).
Secara lebih perinci, para partisipan yang berada dalam situasi yang tidak menentu mengurangi risiko kematian dini sebesar 20 persen dengan beralih ke pekerjaan tetap, yang lebih terjamin. Pengurangan ini bahkan meningkat menjadi 30 persen bagi mereka yang memilih bertahan pada pekerjaan tetap selama 12 tahun.
Selain itu, para peneliti menunjukkan bahwa hasil ini valid terlepas dari apa yang mungkin terjadi dalam kehidupan kerja mereka selanjutnya. “Hasil penelitian ini penting karena menunjukkan bahwa tingkat kematian yang tinggi yang diamati pada pekerja dapat dihindari. Jika kita mengurangi kerentanan di pasar tenaga kerja, kita dapat menghindari kematian dini di Swedia,” kata penulis pertama studi ini, Nuria Matilla-Santander.
Yang masih harus ditentukan adalah penyebab potensial dari kematian dini yang terkait dengan job insecurity. Baik dalam hal kesenjangan sosial, dampak psikologis dari kesulitan finansial, berkurangnya akses ke pelayanan kesehatan, atau gaya hidup yang tidak sehat.
Menurut para peneliti, hal ini akan menjadi bahan penelitian pada masa depan. Peneliti optimistis, dengan menggunakan basis data populasi yang besar, mereka dapat memperhitungkan banyak faktor yang dapat memengaruhi kematian, seperti usia, penyakit yang mungkin diderita oleh para pekerja, atau perubahan dalam hidup seperti perceraian.
“Karena metode yang kami gunakan, kami dapat relatif yakin bahwa perbedaan dalam kematian disebabkan oleh kerentanan pekerjaan dan bukan karena faktor individu,” kata Nuria Matilla-Santander.
** yev