AKTUALITA.CO.ID – Penulis studi dari Pusat Medis Universitas Erasmus di Rotterdam, Belanda Profesor Elisabeth van Rossum, merilis sebuah studi baru yang menemukan adanya kaitan kondisi rambut dengan kemungkinan adanya penyakit jantung pada seseorang.
Dalam laporannya di Medicaldialy yang dikutip dari RMOL, Jumat (26/5/2023), pemicunya masalah hormon stres. Sesekali mengalami kondisi rambut buruk atau bad hair day, kuku terkelupas, atau kulit pecah-pecah adalah kejadian umum yang biasanya tidak memerlukan kunjungan ke dokter. Namun, fenomena tersebut juga bisa menjadi indikasi serius tentang masalah kesehatan.
“Harapan kami adalah bahwa analisis rambut pada akhirnya terbukti bermanfaat sebagai tes yang dapat membantu dokter menentukan individu mana yang mungkin berisiko tinggi terkena penyakit kardiovaskular. Kemudian, mungkin di masa depan penargetan efek hormon stres dalam tubuh bisa menjadi metode baru target pengobatan,” kata Elisabeth van Rossum.
Hormon stres pada rambut dan kulit kepala dapat memprediksi kemungkinan seseorang menderita serangan jantung atau stroke. Kemungkinannya meningkat hingga tiga kali lipat pada mereka yang berusia 57 tahun atau lebih muda.
Sebagai bagian dari penelitian, para peneliti menganalisis data dari tingkat hormon di rambut dan kulit kepala pada lebih dari 6.000 sampel rambut yang diperoleh dari pria dan wanita dewasa. Sampel rambut itu dianalisis dan ditindak lanjut selama lima sampai tujuh tahun. Hasilnya, ditemukan setidaknya 133 kejadian penyakit kardiovaskular selama masa studi.
Individu dengan peningkatan kadar hormon kortisol dan kortison berisiko dua kali lipat mengalami penyakit kardiovaskular. Namun, bagi mereka yang berusia 57 tahun ke atas, tidak ada hubungan kuat yang diamati antara kortison rambut dan kadar kortisol dengan penyakit kardiovaskular.
Elisabeth van Rossum mengatakan bahwa para peneliti berharap analisis rambut berfungsi sebagai tes untuk membantu dokter dalam mengidentifikasi individu yang berisiko tinggi penyakit kardiovaskular untuk menghasilkan pendekatan pengobatan baru di masa depan.
**