AKTUALITA.CO.ID – Tren kenaikan harga daging ayam dikeluhkan sejumlah pedagang. Pasalnya, kenaikan harga membuat dagangannya kurang laku karena memberatkan konsumen.
Alasannya, harga ayamnya mahal akibat bahan bakunya naik, namun masalahnya penjualan menjadi menurun.
Sebagai bentuk keluhan dan protes ke pemerintah, para pedagang di Kota Cirebon, Jawa Barat, bahkan melakukan aksi mogok berjualan.
Dikutip dari RMOL, Rabu (28/6/2023), berdasarkan panel harga Badan Pangan Nasional, rata-rata harga daging ayam sebesar Rp 38.190 per kg. Tren kenaikan harga daging ayam terjadi sejak Februari yang saat itu tercatat sebesar Rp 33.670 per kg.
Harga daging ayam paling tinggi terdapat di Kalimantan Utara, mencapai Rp 50.190 per kg. Sedangkan, termurah di Sulawesi Selatan, sebesar Rp 30 ribu per kg.
Aksi mogok oleh para pedagang ayam di sejumlah pasar tradisional Kota Cirebon sempat dilakukan pada Senin (26/6/2023). Berdasarkan pantauan di Pasar Kalitanjung Kota Cirebon, aksi mogok itu membuat los daging ayam menjadi sepi. Tidak ada aktivitas jual beli daging ayam di los tersebut.
Kondisi serupa terlihat di Pasar Perumnas. Para pedagang memilih meninggalkan lapak dagangan mereka sebagai bentuk protes atas mahalnya harga ayam saat ini. Salah seorang pedagang di Pasar Kalitanjung, Linda, mengatakan, para pedagang ayam memang sengaja memilih tidak berjualan dan memilih melakukan aksi demo. “Harga ayamnya naik terus,’’ kata Linda.
Linda mengatakan, harga ayam untuk pecel atau jenis baby dijual sekitar Rp 40 ribu–Rp 42 ribu per kilogram. Padahal, biasanya harganya paling mahal sekitar Rp 38 ribu per kilogram. Linda mengatakan, mahalnya harga ayam sangat memberatkan pedagang karena modal jadi lebih besar. Begitu pula bagi pembeli, kondisi ini memberatkan konsumen.
Hal senada diungkapkan pedagang Pasar Kalitanjung, Udin. Dia pun memilih mengikuti aksi mogok berjualan bersama rekan-rekannya sesama pedagang ayam. “Harga ayamnya mahal, bahan bakunya naik, penjualan menurun,” kata Udin.
Pedagang lainnya bernama Mulyana mengatakan, kenaikan harga daging ayam sudah terjadi sejak dua bulan terakhir. Dia menyebutkan, harga ayam yang sebelumnya hanya Rp 27 ribu per kilogram kini mencapai Rp 40 ribu per kilogram.
Mulyana mengungkapkan, kondisi itu memberatkan para pedagang karena keuntungan semakin minim. Selain itu, jumlah pembeli juga sangat menurun. “Ibaratnya, belanja sapi, balik kambing,” ujarnya.
Mulyana berharap pemerintah menurunkan harga ayam. Dia juga meminta agar harga pakan diturunkan karena menjadi salah satu penyebab harga ayam terus naik.
Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Perindustrian dan Perdagangan (DKUKMPP) Kota Cirebon Iing Daiman mengakui adanya kenaikan harga daging ayam. Iing menyebutkan, harga daging ayam pada awal pekan ini berada di kisaran Rp 40 ribu sampai Rp 45 ribu per kilogram.
Harga itu diketahui dari hasil pantuan di Pasar Kanoman dan Pasar Pagi, Kota Cirebon. Padahal biasanya, harga ayam potong hanya di kisaran Rp 35 ribu per kilogram. Iing mengatakan, kenaikan harga daging ayam disebabkan melonjaknya harga pakan.
Mahalnya harga daging ayam juga sempat menjadi sorotan Presiden Joko Widodo saat melakukan peninjauan di Pasar Palmerah, Jakarta, Senin (26/6/2023). Jokowi saat itu mendapati bahwa harga daging ayam mencapai Rp 50 ribu per kg.
Badan Pangan Nasional (Bapanas) langsung menindaklanjuti sidak Presiden Jokowi tersebut. Menurut Bapanas, harga daging ayam yang sebesar Rp 50 ribu per kg merupakan daging ayam filet.
Adapun untuk menekan harga daging ayam, Bapanas bersama Perumda Dharma Jaya dan Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Perikanan (KPKP) DKI segera menggelar operasi pasar ayam murah di sejumlah wilayah Jakarta.
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan, pihaknya akan menggelar operasi pasar selama tiga hari, bahkan sepekan untuk menjual harga ayam murah untuk masyarakat Jakarta.
“Dinas KPKP DKI akan menyiapkan lokasi di kelurahan-kelurahan yang ada di Jakarta untuk menggelar operasi pasar,” ujarnya, Selasa (27/6/2023).
Harga ayam yang akan dijual itu berkisar di bawah Rp 36 ribu per kg. “Jadi, masyarakat dapat mendapatkan harga ayam yang murah,” kata Arief.
Badan Pangan Nasional, kata dia, telah diinstruksikan oleh Presiden Joko Widodo untuk menetapkan harga yang wajar di tingkat produsen (peternak) karena harga yang terlalu murah akan merugikan peternak. “Sehingga harga jual di peternak harus wajar. Kita hitung harga pokok produksinya, kemudian harga di pedagang juga wajar,” ujarnya.
Arief juga meluruskan adanya temuan harga daging ayam yang mencapai Rp 50 ribu per kg saat Presiden Joko Widodo melakukan sidak ke Pasar Palmerah. “Harga daging ayam yang dijual Rp 50 ribu per kg itu jenis ayam filet. Jadi, ini mesti diluruskan,” katanya.
Menurut Arief, kenaikan harga daging ayam menjelang Hari Raya Idul Adha biasanya mencapai 5-10 persen. “Dan itu masih bisa ditoleransi. Tapi, bila sudah sampai harga Rp 50 ribu per kg tidak bisa ditoleransi lagi,” kata Arief menegaskan.
** yev