AKTUALITA.CO.ID – Para ilmuwan di Institute of Development, Aging, and Cancer (IDAC) Tohoku University merilis studi terbaru perihal kepikunan atau demensia. Kesimpulannya, orang dewasa tua yang mengikuti kelas pembelajaran dapat menurunkan risiko tersebut.
Temuan ilmuan itu menemukan bahwa memilih untuk mengikuti kelas keterampilan, bahasa, atau hobi baru di usia paruh baya dapat membantu melindungi otak.
“Di sini kami menunjukkan bahwa orang yang mengikuti kelas pembelajaran apapun memiliki risiko lebih rendah terkena demensia lima tahun kemudian. Pendidikan orang dewasa juga dikaitkan dengan pelestarian penalaran nonverbal yang lebih baik dengan bertambahnya usia,” kata penulis studi, Dr Hikaru Takeuchi, seperti di laman Study Find dikutip dari RMOL, Minggu (27/8/2023).
Bekerja sama dengan rekan penulis studi Dr Ryuta Kawashima, seorang profesor di institut yang sama, Dr Takeuchi menganalisis data yang awalnya dikumpulkan oleh UK Biobank -sebuah proyek penelitian yang sedang berlangsung yang telah mengumpulkan informasi genetik, kesehatan, dan medis dari sekitar setengah juta sukarelawan Inggris.
Mereka menganalisis total 282.421 peserta Biobank untuk penelitian ini secara khusus. Semua partisipan tersebut awalnya mendaftar antara tahun 2006 dan 2010 dan berusia 40 hingga 69 tahun pada saat pendaftaran. Para peneliti melacak mereka selama rata-rata tujuh tahun.
Kemudian, berdasarkan genotipe setiap orang pada 133 single-locus polymorphisms (SNPs) yang relevan dalam dalam DNA mereka, tim memberi setiap peserta “skor risiko poligenik” prediktif untuk demensia. Para orang dewasa ini juga diminta untuk melaporkan apakah mereka pernah mengikuti kelas pembelajaran, tanpa memberikan rincian mengenai frekuensi, mata pelajaran, atau tingkat akademis.
Tim peneliti memilih untuk fokus pada data dari kunjungan pendaftaran awal peserta serta penilaian tindak lanjut ketiga yang dilakukan antara tahun 2014 dan 2018. Selama kunjungan tersebut, para peserta menyelesaikan serangkaian tes psikologis dan kognitif yang mencakup berbagai hal, termasuk kecerdasan fluid, memori visuospasial, dan waktu reaksi. Secara keseluruhan, sebanyak 1,1 persen dari orang-orang ini mengalami demensia.
Penulis studi menemukan bahwa orang yang mengikuti kelas pembelajaran pada saat pendaftaran, memiliki risiko 19 persen lebih rendah terkena demensia dibandingkan peserta lainnya. Hal ini tetap berlaku tanpa memandang etnis. Menariknya, hasilnya tetap serupa bahkan setelah orang-orang dengan riwayat medis diabetes, hiperlipidemia, penyakit kardiovaskular, kanker, atau penyakit mental.
Dr Takeuchi mengusulkan agar uji klinis secara acak dilakukan dalam waktu dekat untuk memvalidasi lebih lanjut efek kognitif protektif dari pendidikan orang dewasa.
“Ini bisa berbentuk uji coba terkontrol di mana satu kelompok peserta didorong untuk berpartisipasi dalam kelas pendidikan orang dewasa, sementara yang lain didorong untuk berpartisipasi dalam intervensi kontrol dengan interaksi sosial yang setara, tetapi tanpa pendidikan,” kata Takeuchi dalam penelitian yang dipublikasikan di Frontiers in Aging Neuroscience.
** yev