AKTUALITA.CO.ID – Kopi instan atau kopi saset kerap digemari karena dinilai praktis dan memiliki varian rasa yang beragam. Namun jika tidak hati-hati bisa menimbulkan gangguan kesehatan.
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Rahma Sabila Rindardi mengingatkan, banyak kopi yang kandungan kopinya sedikit. “Namun bahan penyedap tambahannya lebih banyak,” kata Rahma dikutip dari RMOL, Sabtu (15/7/2023).
Kopi instan sendiri berasal dari ekstrak biji kopi yang telah disangrai. Kopi ini mengandung setidaknya dua sampai delapan persen kafein. Jenis kedua adalah kopi serbuk yang mengandung susu, gula, perasa tambahan ataupun krimer.
Menurut Rahma, salah satu bahaya kopi adalah penambahan gula atau krimmer yang dapat meningkatkan kadar gula dalam tubuh. Zat lain yang berbahaya pada kopi instan yaitu pengawet, bahan antikempal, pengatur keasaman dan perisa.
Selain itu, perbedaan mendasar kopi murni dan kopi saset dapat dilihat dari proses produksinya. Proses produksi kopi saset harus melewati serangkaian proses yakni proses ekstraksi, pengeringan, aromatisasi, dan pengemasan. Sementara itu, pada kopi murni, proses yang dilewati lebih sederhana yaitu proses roasting dan penggilingan.
Jika kopi instan saset dikonsumsi secara berlebihan, maka dapat berpotensi menimbulkan berbagai penyakit yang merugikan bagi tubuh. Hal ini dimulai dari efek diuretic yang dapat menimbulkan dehidrasi karena terlalu sering buang air kecil. Kemudian juga menimbulkan gangguan tidur atau insomnia hingga peningkatan denyut nadi atau palpitasi.
Di samping itu, kandungan gula atau krimer pada kopi saset juga dapat meningkatkan kadar gula dalam tubuh. Jika hal ini berlangsung terus menerus, maka dapat meningkatkan risiko penyakit berat yakni diabetes mellitus. Kemudian kandungan kaffein menyebabkan relaksasi otot sfingter esofagus yang mengakibatkan kembalinya (reflux) asam lambung ke dalam kerongkongan atau yang dikenal dengan Gerd.
Untuk masyarakat yang gemar meminum kopi, dia merekomendasikan agar konsumsi kopi tidak melebihi 100 mg per hari. “Yakni setara dengan satu hingga dua cangkir kopi per hari saja,” ucapnya.
** yev