Aktualita.co.id – Kepala Sekolah Garuda SMA Cahaya Rancamaya Boarding School Sandra Susanto memaparkan konsep pendidikan yang diterapkan di sekolahnya, yang kini menjadi salah satu percontohan pengenalan program Sekolah Garuda di Provinsi Jawa Barat.
Sandra menjelaskan, SMA Cahaya Rancamaya memiliki fokus utama pada pengembangan sains dan teknologi (sainstek) melalui sejumlah program unggulan. Salah satunya adalah Club Olimpiade Sains Nasional, yang menjadi wadah bagi siswa untuk mengikuti berbagai kompetisi sains tingkat daerah, nasional, hingga internasional.
“Selain itu, kami juga memiliki program Science Project, di mana siswa dapat mengeksplorasi materi pelajaran secara langsung melalui riset dan kegiatan ilmiah di luar kelas,” ujarnya, Rabu (08/10/25).
Saat ini, jumlah siswa di SMA Cahaya Rancamaya mencapai sekitar 230 orang, dan mayoritas di antaranya tinggal di asrama. Sekolah menyediakan fasilitas asrama terpisah untuk putra dan putri.
Lebih lanjut, Sandra menyampaikan bahwa sistem pendidikan di sekolahnya mengintegrasikan tiga kurikulum sekaligus, yakni kurikulum nasional, kurikulum Cambridge, dan kurikulum keagamaan.
“Kami menerapkan kurikulum Merdeka sebagai dasar nasional. Untuk Cambridge, kami gunakan terutama pada mata pelajaran Matematika, IPA, dan Bahasa Inggris, dengan pengantar penuh dalam bahasa Inggris. Sedangkan kurikulum keagamaan diimplementasikan di asrama, melalui pembiasaan ibadah, pembinaan akhlak, hingga pengembangan keterampilan keagamaan,” jelasnya.
SMA Cahaya Rancamaya juga menjadi sekolah berasrama dengan siswa yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. “Mayoritas siswa kami berasal dari Jawa Barat, namun ada juga yang datang dari Papua, Kendari, Makassar, Aceh, hingga wilayah Jabodetabek,” terangnya.
Proses seleksi penerimaan siswa dilakukan secara ketat melalui tes akademik (Bahasa Indonesia, IPA, dan Bahasa Inggris), psikotes, serta wawancara.
Untuk tenaga pendidik, pihak sekolah memastikan standar kompetensi yang tinggi. “Guru Bahasa Inggris wajib memiliki kemampuan berstandar internasional. Sedangkan guru lainnya disesuaikan dengan kualifikasi dan bidangnya masing-masing,” ungkapnya.
Ia menambahkan, pengembangan kemampuan guru juga menjadi perhatian utama. “Setiap tahun kami mengadakan dua kali pelatihan bagi guru agar terus meningkatkan kualitas pengajaran, menyesuaikan kebutuhan sekolah, dan membantu siswa berprestasi di berbagai kompetisi,” tutupnya. (Rz)









