AKTUALITA.CO.ID _ Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bogor, Sastra Winara tanggapi terkait rencana Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk menyediakan layanan angkutan umum berupa bus melalui Program Buy The Service (BTS) dengan trayek Cibinong – Puncak Bogor.
Sastra Winara menekankan, pentingnya kajian yang mendalam sebelum program tersebut direalisasikan yang mengacu pada pengalaman serupa di Kota Bogor.
“Harusnya sudah ada kajian yang matang, karena banyak contoh seperti yang terjadi di Kota Bogor. Di sana sudah ada BUMD transportasi, sedangkan di kita belum ada. Dari 20 unit kendaraan yang ada, itu pun masih dikelola oleh dinas perhubungan melalui Kemenhub,” jelasnya.
“Saya akan segera berkoordinasi dengan Sekda dan Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor untuk memahami regulasi dan teknis pelaksanaan program ini,” sambungnya.
Sastra menyambut baik inisiatif pemerintah pusat dan dirinya juga mengingatkan bahwa pengelolaan operasional bus harus dilakukan secara profesional. “Kadang-kadang, saat kita diberi hibah kendaraan, awalnya senang, tapi merawatnya yang jadi tantangan. Jangan sampai kendaraan yang diberikan malah mangkrak karena kurang perencanaan,” ucapnya.
“Kabupaten Bogor memiliki cakupan wilayah yang jauh lebih luas dibandingkan Kota Bogor, pengelolaan yang tidak profesional berpotensi menimbulkan masalah,” terusnya.
Sastra menegaskan, tujuan utama dari program ini adalah untuk melayani masyarakat dan berharap program tersebut dapat memudahkan akses masyarakat ke tempat wisata tanpa harus menggunakan kendaraan pribadi, sehingga kunjungan wisata meningkat. “Namun, kita harus memastikan bahwa kita benar-benar siap, baik dari segi infrastruktur, SDM, maupun kajian operasionalnya,” tegasnya.
“Untuk rute program BTS ini agar tidak mengganggu armada trayek yang sudah ada, rute bus diarahkan khusus ke lokasi wisata dengan halte-halte yang sudah ditentukan,” tukasnya.
Dirinya akan terus mendorong pemerintah daerah, khususnya Dinas Perhubungan untuk serius mengkaji dan mempertimbangkan opsi pengelolaan, termasuk kemungkinan melibatkan pihak swasta atau perusahaan profesional, agar layanan tersebut dapat memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat dengan harga yang terjangkau.
“Kalau memang dikelola profesional dengan harga murah dan terjangkau, saya pikir tidak masalah. Tapi yang penting adalah menjaga dan merawat fasilitas ini agar program ini tidak sia-sia,” pungkasnya.
Sebelumnya, Wakil Menteri Perhubungan (Wamenhub) Suntana menyampaikan, bahwa program tersebut ditargetkan berjalan pada Februari 2025. “Insyaallah paling lambat bukan Februari sudah dimulai, mohon doa restunya,” ucapnya.
Bus tersebut diperkirakan akan beroprasi di Cibinong yang memakan biaya yang terjangkau dan pendapat subsidi dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor.
“Harapannya dengan bus ini, masyarakat tidak perlu menggunakan motor atau kendaraan pribadi untuk berwisata ke Puncak Bogor. Hal tersebut juga bisa mengurangi jumlah laka lantas serta kemacetan di Jalan Raya Puncak,” tutupnya.
(pandu maulana)